Lebih dari Sekadar Lelucon? Tempat Humor dalam Kehidupan Kristen
"Orang Kristen ... seharusnya tidak ikut bercanda; dia seharusnya tidak tertawa atau bahkan membiarkan pembuat tawa tertawa." -- Basil dari Kaisarea
"Orang Kristen ... seharusnya tidak ikut bercanda; dia seharusnya tidak tertawa atau bahkan membiarkan pembuat tawa tertawa." -- Basil dari Kaisarea
Apakah Yesus memiliki selera humor? Di salah satu gereja yang saya gembalakan, ketika saya tiba, ada lukisan Yesus sedang tertawa. Apakah dibenarkan menggambarkan Dia seperti ini? Beberapa orang mengatakan tidak. Mereka akan memberi tahu Anda bahwa Alkitab secara eksplisit mengatakan Dia menangis, tetapi Dia tidak tertawa! Selain itu, tambah mereka, Dia ada di sini karena alasan yang cukup serius dan tidak punya waktu untuk bermain-main.
Seorang pendengar bernama Tom menulis: "Hai, Pendeta John! Baru-baru ini saya membaca kutipan ini dari mendiang teolog Charles Hodge, yang berkata: 'Bicara bodoh dan bercanda bukanlah cara di mana keceriaan Kristiani harus diungkapkan, melainkan "mengucap syukur" (mengutip Efesus 5:4). Agama adalah sumber sukacita dan kegembiraan, tetapi sukacitanya diekspresikan dengan cara religius, dengan ucapan syukur dan pujian.' Hodge tampaknya berpendapat bahwa standar untuk kehidupan Kristen adalah tanpa humor, karena humor adalah wadah yang tidak cocok untuk sukacita sejati. Semua sukacita harus berasal dari ucapan syukur dan pujian dari Allah. Ini sangat berlawanan dengan intuisi. Apakah humor selalu berdosa? Atau, Pendeta John, kapan humor menjadi berdosa?"
Anda akan mengharapkan artikel tentang humor dimulai dengan lelucon. Akan tetapi, dan ini lucu, akan sangat sulit menemukan lelucon yang dianggap lucu oleh semua orang. Beberapa sangat senang dengan permainan kata-kata. Orang-orang ini bisa sangat bersemangat tentang fakta bahwa perbedaan antara pipa air kosong dan orang Belanda yang bercanda terletak pada kenyataan bahwa yang satu adalah silinder berongga (hollow silinder) dan yang lainnya adalah orang Belanda konyol (Ing: silly Hollander). Namun, ada orang yang merasa jauh lebih menarik untuk melihat reaksi seseorang terhadap lelucon praktis (Ing: prank). Mereka diam-diam menukar mantel dan menyaksikan para korban kesulitan dengan sepotong pakaian yang tiba-tiba tidak lagi sesuai dengan ukuran fisik mereka. Ada juga yang memiliki kemampuan untuk menemukan aspek lucu dalam situasi yang serius. Ketika tas tangan seorang ibu yang punya anak kecil dicuri di bandara, saudara laki-lakinya berkomentar, "Saya benar-benar berharap pencuri itu menyukai makanan bayi." Dan, meskipun semua contoh ini termasuk dalam kategori humor, tidak semua orang sama terhiburnya oleh setiap variasi.
Memiliki anak yang humoris pasti sangat menyenangkan. Anak tidak hanya disukai saat berada di lingkungan keluarga, teapi juga menyenangkan di pergaulannya. Anak-anak yang memiliki rasa humoris sejak kecil akan mampu mengatasi masalah lebih baik di kemudian hari.
Ada banyak cerita di Alkitab mengenai ucapan syukur. Alkitab juga memiliki beberapa ayat yang mengajarkan bahwa rasa ucapan syukur seharusnya menjadi bagian dari kehidupan dewasa kekristenan.
Kata 'sukacita' didefinisikan oleh Meriam-Webster sebagai, "emosi yang ditimbulkan oleh perilaku yang baik, kesuksesan, atau nasib yang mujur atau disebabkan oleh adanya kemungkinan untuk memiliki sesuatu yang diinginkan...ekspresi atau sikap yang menunjukkan emosi tersebut...sebuah kondisi dari kebahagiaan seseorang". Mari kita lihat pemahaman yang Alkitabiah tentang "sukacita".
Apakah Allah yang Berinkarnasi Pernah Tertawa Bersama dengan Teman-Teman-Nya?
Kitab Injil Yohanes mencatat bahwa "Yesus menangis" (Yohanes 11:35 - terjemahan NET), menunjukkan kepada kita ayat terpendek di dalam Alkitab. Akan tetapi, apakah Yesus tertawa?
"Itu adalah pertanyaan yang lucu," mungkin Anda berpikir demikian.
Ahli filsafat Ludwig Wittgenstein berkata, "Sebuah karya filsafat yang serius dan baik dapat saja semuanya berisikan lelucon." Apa pun gambaran pelawak yang muncul dalam pikiran ketika seseorang memperhatikan pelawak, badut, atau komedian berwajah dungu, humor adalah lebih daripada sekadar kekonyolan. Humor adalah sebuah sarana intelektual yang lebih maju untuk mengembangkan perspektif baru dan mengatasi keadaan-keadaan yang ekstrem.
Sebagai makhluk sosial, memiliki rasa humor merupakan suatu hal yang cukup penting dan berguna. Rasa humor berguna untuk mencairkan suasana yang kaku ketika berhadapan dengan orang baru. Selain itu, memiliki jiwa humoris yang tinggi juga bisa menghibur banyak orang di sekitar Anda.